Sabtu, 19 Januari 2013

Star Model Lifecycle Software

Pada tahun 1989, Star siklus hidup model ini diusulkan oleh Hartson dan Hix seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.



































Hal ini muncul dari beberapa pekerjaan empiris mereka melihat bagaimana designerswent antarmuka tentang pekerjaan mereka. Mereka mengidentifikasi dua mode yang berbeda dari aktivitas: modus analitik dan modus sintetik. Yang pertama ditandai dengan pengertian seperti top-down, pengorganisasian, peradilan, dan formal, bekerja dari pandangan sistem terhadap tampilan pengguna, yang terakhir ditandai dengan pengertian seperti bottom-up, pemikiran bebas, creativeand adhoc, bekerja dari pengguna pandangan terhadap pandangan sistem. Desainer antarmuka yang disajikan dalam desainer perangkat lunak.

Berbeda dengan model siklus hidup diperkenalkan di atas, siklus hidup bintang tidak menentukan apapun pemesanan kegiatan. Bahkan, kegiatan yang sangat saling berhubungan: Anda dapat berpindah dari aktivitas apapun kepada pihak lain, asalkan Anda pertama kali pergi melalui kegiatan evaluasi. Hal ini mencerminkan temuan dari studi empiris. Evaluasi merupakan pusat model ini, dan setiap kali suatu kegiatan selesai, hasilnya harus dievaluasi. Jadi proyek dapat dimulai dengan pengumpulan persyaratan, atau mungkin mulai dengan mengevaluasi situasi yang ada, atau dengan menganalisis tugas yang ada, dan sebagainya.

Simple Interaction Design Model Lifecycle Software

Simple Interaction Design Model Lifecycle Software adalah model yang menggabungkan tiga prinsip pengguna berpusat desain dan empat kegiatan desain interaksi.

Prinsip User-Centered Design

Prinsip-prinsip ini dikembangkan oleh John D. Gould dan Clayton Lewis. prinsipnya adalah sebagai berikut:
1. Fokus pada pengguna dan tugas
2. Pengukuran empiris
3. Desain Interatif

Dasar kegiatan Desain Interaksi

Preece et al. menggambarkan model dasar untuk proses desain interaksi yang mencakup empat kegiatan seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Sejumlah akademisi dan lembaga desain terkenal telah menciptakan model yang sama. Zimmerman, J., Forlizzi, J., dan Evenson, S., dari Sekolah Desain di Carnegie Mellon University. 
Kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan persyaratan mendirikan untuk pengalaman pengguna
2. Mengembangkan alternatif desain yang memenuhi persyaratan
3. Membangun versi interaktif dari desain
4. Mengevaluasi apa yang sedang dibangun di seluruh proses dan pengalaman pengguna yang menawarkan

Bentuk dari simple interaction design model lifecycle software adalah sebagai berikut:


V-Model Lifecycle Software

Pada tahun 1986, Federal Ministry for Defense negara Jerman memulai dua proyek teknologi informasi. Kedua proyek tersebut adalah software development environment for information system (SEU-IS) dan software development environment for weapon and weapon delivery systems (SEU-WS). Dalam pelaksanaan kedua proyek tersebut ada beberapa goal yang ingin dicapai yaitu:

- Membuat biaya dan proses-proses yang ada pada seluruh software development process  menjadi jelas.
- Menerapkan minimum standard untuk menjamin kualitas software yang dihasilkan.
- Melakukan standarisasi dan membuat software development process lebih transparan.


V Model dikembangkan untuk mewujudkan goal di atas. Hal ini disebabkan karena model-model yang ada pada masa itu dirasa belum sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Variant pertama V Model muncul pada tahun 1988 sebagai akibat dari proyek SEU-WS. Lalu pada tahun 1991, variant V Model yang lebih baru muncul karena proyek SEU-IS. Hal ini terus berlangsung. Begitu dirasa adanya kebutuhan untuk melakukan perubahan maka akan dikembangkan variant V Model yang baru.

Variant V Model yang akan dibahas dengan lebih spesifik di sini adalah variant V Model yang dikembangkan pada tahun 1997. Variant V Model ini muncul karena adanya perkembangan pada software development process (misal: object orientation).

V Model terdiri dari 3 tahap. Secara garis besar tahap-tahap tersebut adalah seperti yang akan dijelaskan di bawah ini:

- Lifecycle process model
Lifecycle process model menjawab pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan. Termasuk dalam tahap ini adalah menetapkan activity apa yang harus dilakukan, hasil apa yang diperoleh dari activitytersebut, dan apa saja yang ada di dalam hasil tersebut.

- Allocation of methods
Allocation of methods menjawab pertanyaan bagaimana cara melakukannya. Termasuk dalam tahap ini adalah penentuan method apa yang akan digunakan untuk melakukan activity yang sudah ditetapkan pada tahap lifecycle process model.

- Functional tool requirements
Functional tool requirements menjawab pertanyaan tool apa yang bisa digunakan untuk melakukannya. Termasuk dalam tahap ini adalah penentuan functional characteristic apa yang harus dimiliki oleh tool yang akan digunakan untuk melakukan activity pada tahap lifecycle process model.

Pada setiap tahap di atas ada empat area of functionality yang dikenal dengan sebutan submodel. Keempat submodel tersebut adalah:

- Project management (PM)
Submodel ini merencanakan, me-monitor, dan mengontrol proyek. Selain itu submodel ini juga mengirimkan informasi pada submodel yang lain.

- System development (SD)
Submodel ini men-develop software yang ingin dibuat.

- Quality assurance (QA)
Submodel ini menspesifikasikan standar kualitas yang diinginkan dan memberitahukannya pada submodel yang lain. Submodel ini juga menspesifikasikan contoh test case dan kriteria untuk memastikan bahwa software yang dihasilkan dan proses untuk menghasilkannya berdasarkan dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

- Configuration management (CM)
Submodel ini melakukan administrasi software yang dihasilkan.

Gambaran tentang tahap, submodel, dan hubungan antara tahap dan submodel dalam V Model dapat dilihat pada gambar di bawah ini.











Kelemahan V-Model :

- V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.

- V Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa activity dalam V Model yang digambarkan terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan jelas apa yang termasuk dalam activity tersebut dan apa yang tidak.


Kelebihan V-Model :


- V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan dan penguranganmethod dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan toolbaru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah obsolete.

- V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change request terhadap V Model.

Waterfall Model Lifecycle Software


Model Waterfall adalah model yang paling terkenal. Hal ini sangat sederhana untuk digunakan dan dipahami.

Setiap tahap berikutnya dalam model ini harus dimulai hanya setelah tahap sebelumnya selesai.
Model waterfall biasanya berlaku untuk:
-Perangkat lunak yang dikenal dan jelas
-Perkembangan alat dan perangkat lunak yang dikenal
-versi terbaru dari sistem software



















Kelebihan Model waterfall:
-Gampang digunakan
-Mudah untuk dikelola karena memiliki spesifik dan proses review
-Tahapan diproses dan diselesaikan satu per satu
-Berkerja dengan baik jika digunakan untuk proyek kecil

Kelemahan Model Waterfall:
-Jumlah resiko tinggi dan tidak akurat
-Sulit untuk menangani resiko manajemen
-Biaya yang besar jika digunakan untuk proyel kecil